Jumat, 17 Februari 2012

Hemolytic Anemia

Hemolisis adalah kerusakan dini eritrosit, dan itu mengarah pada anemia hemolitik ketika aktivitas sumsum tulang tidak dapat mengkompensasi hilangnya eritrosit. presentasi klinis tergantung pada apakah timbulnya hemolisis secara bertahap atau mendadak dan pada tingkat keparahan kerusakan eritrosit. Seorang pasien dengan hemolisis ringan dapat tanpa gejala. Dalam kasus yang lebih serius, maka anemia dapat mengancam kehidupan, dan pasien dapat hadir dengan angina dan dekompensasi cardiopulmonary.
Selain jumlah sel darah lengkap dan tes hematologi lainnya, studi laboratorium dapat diarahkan oleh sejarah, pemeriksaan fisik, smear perifer, dan temuan laboratorium lain (lihat hasil pemeriksaan). Lebih dari 200 jenis anemia hemolitik ada, dan masing-masing jenis membutuhkan perawatan khusus.

Anemia hemolitik adalah penghancuran sel darah merah sebelum waktunya. Normalnya sel darah marah akan dihancurkan ketika usia sel darah merah itu mencapai 120 hari. Pada anemia hemolitik penghancuran sel darah merah terjadi kurang dari 120 hari. Sumsum tulang yang berfungsi
membentuk sel darah merah baru tidak mampu memenuhi kebutuhan sel darah merah karena penghancuran sel darah merah yang cepat sehinga tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan sel – sel darah merah baru. Penyebab dari anemia hemolitik karena berbagai macam faktor seperti infeksi atau obat – obatan tertentu seperti antibiotik dan obat anti kejang.
GEJALA
Gejala dari anemia hemolitik mirip dengan anemia yang lainnya. 

Etiologi
Etiologi anemia hemolitik dibedakan kedalam 2 bagian sebagai berikut : 
Intrinsik
  • Kelainan membran, seperti sferositosis herediter, hemoglobinuria nokturnal paroksismal.
  • Kelainan glikolisis, seperti defisiensi piruvat kinase.
  • Kelainan enzim, seperti defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD).
  • Hemoglobinopati, seperti anemia sel sabit, methemoglobinemia.
Ekstinsik
  • Gangguan sistem imun, seperti pada penyakit autoimun, penyakit limfoproliferatif, keracunan obat.
  • Mikroangiopati, seperti pada purpura trombotik trombositopenik, koagulasi intravaskular diseminata (KID).
  • Infeksi, seperti akibat plasmodium, klostridium, borrelia.
  • Hipersplenisme
  • Luka bakar


Kadang-kadang hemolisis terjadi secara tiba-tiba dan berat, menyebabkan krisis hemolitik, yang ditandai dengan:
- demam
- menggigil
- nyeri punggung dan nyeri lambung
- perasaan melayang
- penurunan tekanan darah yang berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar