Kita semua berdiri di belakang tapal,
Dari suatu malam ramai,
Dari suatu kegelapan tiada berkata,
Dari waktu terlalu cepat dan kita mau tahan,
Dari perceraian - tiada mungkin,
Dan sinar mata yang tiada terlupakan.
Bayang-bayangan mu di atas senja
panas matahari membakar rinduku
terbakar habis hingga tak tersisa dengan udara
Ku hanya bisa terbaring ,
terpejam,
dan memanggil nama mu di palung hatiku berharap kau bisa mengerti,
merasa,
menjama ,
Hingga akhirnya aku tersadar dan
akan jatuh seperti permata mahkota
berderi sebutir demi sebutir
karena
Di sini telah datang suatu perasaan,
Serta kita akan menderita dan tertawa.
Tawa dan derita dari yang tewas
yang mencipta.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar