Sabtu, 26 November 2011

tumbal suku inca yang di gemukkan

Kisah seorang anak manusia yang dipelihara sampai gemuk sebelum dijadikan mangsa raksasa mungkin tak hanya ditemui dalam dongeng pengantar tidur tapi benar-benar terjadi pada suku Inca. Bedanya, suku yang pernah mendiami kawasan Andes sekitar 500 tahun lalu menggemukkan seorang bocah berusia 6 tahunan sebelum dikorbankan dalam ritual suci.

Temuan ini didasari kandungan bahan-bahan yang ada pada rambut empat mumi yang terawetkan di kawasan bersalju di Pegunungan Andes. Mumi tersebut ditemukan dekat puncak gunung aktif di perbatasan Argentina dan Chili bernama Gunung Llullaillaco yang tingginya mencapai 6.739 meter.

“Dengan mempelajari sampel rambut dari anak-anak tak beruntung ini, terkuak kisah menyeramkan yang menggambarkan bagiamana anak-anak digemukkan untuk dikorbankan, “ujar Andrew Wilson, seorang arkeolog di Universitas Bradford, Inggris yang melaporkan temuan tersebut dalam Proceedings of the National Academy od Sciences. Dua di antara mumi tersebut dikenal sebagai Llullaillaco Maiden yang berusia 15 tahun dan Llullaillaco Boy berusia 7 tahun.

Dari pengukuran isotop radioaktif alami yang terkandung di rambut mumi-mumi tersebut, para arkeolog dapat mengetahui bahwa anak-anak tersebut rutin diberi menu makanan biasa, misalnya kentang. Hal itu menunjukkan bahwa mereka anak-anak dari keluarga petani. Namun, setahun sebelum kematiannya, isotop radioaktif alami menunjukkan bahwa anak-anak tersebut diberi makanan mewah di kalangannya seperti jagung dan daging Ilama kering (sejenis unta tapi sebesar anjing).



“Perubahan diet yang drastis dan pemotongan rambut sebagai simbil menunjukkan bahwa persiapan dilakukan sejak status anak-anak tersebut dinaikkan, “ujar Wilson. Begitu terpilih menjadi calon tumbal, ritual dilakukan berdasarkan waktu.

Para arkeolog memperkirakan tumbal sudah dibawa ke puncak gunung sejak 3 atau 4 bulan sebelum hari pengorbanan. Sepanjang periode ini, ditemukan molekul daun coca dan jagung di sampel rambut anak-anak tersebut.

“Ini menjelaskan kepada kami bahwa anak-anak telah diarahkan ke upacara suci pada proses yang berlangsung selama setahun, diracun, lalu dibiarkan begitu saja, “ujar Timothy Taylor, peneliti lainnya dari Universitas Bradford.

Bukti-bukti kematian pada Llullaillaco Boy mungkin paling mengerikan. Di bajunya terdapat bekas dahak dan muntahan yang mengandung obat halusinasi yang disebut achiote. Namun, anak itu sepertinya tidak mati karena racun namun mati kesakitan. Sebab, pakaian yang dikenakannya begitu ketat sampai tulang-tulang rusuknya patah dan tulang panggulnya bergeser.

1 komentar: